Mental Illness, Kurang Dekat Dengan Tuhan?

Gambar oleh Anemone123 dari Pixabay

Beberapa waktu lalu sempat marak pemberitaan artis atau public figure yang melakukan bunuh diri karena ternyata menderita gangguan mental yang tidak diketahui atau ditutup-tutupi, berpura-pura baik-baik saja karena malu atau takut dengan respon orang lain terutama orang-orang terdekatnya atas apa yang mereka alami.

Beberapa waktu yang lalu seorang temanku bercerita bahwa dia berniat untuk pergi ke layanan konseling profesional yang disediakan gratis oleh kampusnya. Dia yang terlihat baik-baik saja, bahagia dan tidak punya masalah ternyata berbanding terbalik di kenyataannya. Aku tidak bertanya apapun soal apa masalah yang dia hadapi hingga dia ingin pergi ke layanan konseling profesional, aku menghormati hak dan keputusannya untuk memilih kepada siapa dan kapan dia akan menceritakan masalahnya. Aku hanya bilang, kalau memang kamu membutuhkan bantuan dari seorang profesional maka pergilah. Sama sekali tidak ada yang salah dengan meminta bantuan seorang profesional untuk mengatasi masalah kita ketika kita sendiri tidak mampu melakukannya.

Kemudian dia juga bercerita, bahwa keluarganya tidak tahu masalah ini, dia tidak ingin memberitahu keluarganya karena dia pernah bertanya ke ibunya mengenai bagaimana pendapatnya atas seseorang yang pergi ke psikolog untuk mendapat bantuan. Dan ibunya menjawab, tidak apa-apa, tapi sebenarnya itu hanya karena kurang dekat dengan Tuhan. Mendengar itu aku kaget, sejak kapan orang yang punya gangguan kesehatan mental sudah pasti disebabkan karena jauh dari Tuhan? Apakah kadar iman seseorang memang menjadi ukuran untuk kekebalan diri dari gangguan kesehatan mental? Aku menjawab ke temanku itu bahwa seseorang yang mental, pikiran atau hatinya tidak baik-baik saja belum tentu karena dirinya jauh dari Tuhan. Tidak ada seorangpun manusia yang berhak menilai seperti itu.  

Dari cerita tersebut kita bisa menarik suatu hal bahwa orang masih salah kaprah mengaitkan bahwa orang yang sedang mengalami gangguan mental itu karena kurang dekat dengan Tuhan, karena iman nya kurang, padahal belum tentu itu penyebabnya. Setiap manusia itu unik, Tuhan menciptakan manusia dengan keistimewaan masing-masing. Kita tidak bisa menggenelarisir bahwa orang yang depresi atau anxiety itu karena dia kurang dekat dengan Tuhan, selalu khawatir dan tidak percaya dengan penyertaan Tuhan. Gaes, buat kalian yang belum pernah mengalami apa yang saudara-saudara kita alami yang menderita mental illness, jangan pernah menjadi hakim untuk mereka. Jangan pernah menilai orang lain dengan standar nilai kalian. Apakah kalian tahu seberapa banyak mereka berdoa siang malam bahkan sambil menangis meratap agar sembuh dari apa yang mereka derita? Apakah kalian tahu bahwa serangan depresi atau kecemasan bisa datang tiba-tiba tanpa bisa dikendalikan bahkan saat seseorang sedang baik-baik saja? Tidak ada yang salah dengan seseorang yang mencari bantuan profesional untuk mengatasi mental illness yang diderita, kalau kalian punya saudara atau teman yang mengalami hal tersebut jadilah berkat dengan menjadi support system yang baik, beri dukungan, jangan menghakimi. Karena kita tidak pernah tahu, apakah kata-kata kita yang menghakimi akan menyembuhkan atau malah memperparah kondisi mereka hingga mereka bunuh diri.

Untuk kalian yang sedang punya masalah, tidak ada sama sekali hal yang salah kalau kalian ingin meminta bantuan profesional untuk membantu kalian mengatasinya, bahkan akan lebih baik jika itu belum menjadi gangguan kesehatan mental untuk kalian. Kalau kalian tidak mampu untuk melakukannya, kelilingi diri kalian dengan orang-orang yang positif, jauhkan diri kalian dari orang-orang toxic atau setidaknya jangan pedulikan kata-kata mereka apabila tidak menjadi berkat untukmu. Tetaplah setia dalam Tuhan, karena apapun yang kalian alami penyertaan Tuhan tidak berkesudahaan. Kalian berharga dan Tuhan sangat menyayangi kalian. Tidak perlu takut, kadar iman dan kedekatan diri dengan Tuhan tidak menjadi ukuran untuk kebal dari gangguan kesehatan mental, bahkan Rasul Tuhan pun ada yang pernah mengalami depresi (Daud, Ayub, Ruth) dan ada yang hampir bunuh diri (Elia), karena itu jangan takut. Tidak baik-baik saja bukan berarti karena kalian kurang dekat dengan Tuhan atau iman kalian kurang. Selalu ingat, Tuhan itu sangat dekat dan Dia menyayangi kalian.

Tuhan Yesus Memberkati.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *