
Kepahitan di masa lalu yang meninggalkan luka yang sangat dalam, rasa sakit hati, benci, kecewa, marah, malu dan putus asa bisa sangat mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Banyak orang menjadi trauma dengan suatu hal karena kepahitan yang dialami hingga berujung pada depresi, mental illness, dendam bahkan putus asa hingga memutuskan mengakhiri hidupnya karena merasa tidak ada lagi hal baik yang akan terjadi kedepannya.
Tuhan berfirman dalam Yesaya 43:18-19, firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?
Buat teman-teman yang sedang tenggelam dalam kepahitan apalagi yang disebabkan oleh orang terdekat dan baru saja terjadi mungkin bacaan ayat di atas hanya akan menjadi sekedar bacaan tanpa ada artinya sama sekali. Dalam kondisi kepahitan yang dalam, rasanya hampir semua perkataan penghiburan, kata-kata pendamai dan penenang malah bisa menjadi hal-hal yang justru menambah perasaan negatif dalam hati kita. Dan apabila itu yang sedang kamu alami, tidak apa-apa. Sekuat apapun manusia tetap ada kalanya tidak mampu mengendalikan pikiran dan perasaan.
Berdiamlah. Dalam kepahitan mendalam yang kamu alami yang mungkin baru saja terjadi dan kamu tidak tahu harus bagaimana, apa yang harus kamu perbuat, atau bahkan mendorongmu melakukan hal yang negatif, berdiamlah. Apabila kamu tidak ingin mendengarkan semua kata-kata nasihat dan penghiburan atau belum bisa memproses apa yang terjadi maka berdiamlah. Bila perlu, masuklah ke kamarmu, tutup pintunya dan menangislah. Luapkan semua yang kamu rasakan pada Tuhan. Tidak perlu dengan kata-kata doa yang terucap dengan rapi atau dalam hati. Luapkan saja apapun yang ada di pikiranmu dan hatimu kepada Tuhan. Apapun yang kamu rasakan dan kamu pikirkan yang tidak dapat dijabarkan dalam kata-kata, Tuhan tahu. Kalau merasa marah, marahlah, kalau merasa sedih dan putus asa maka sampaikan. Apapun itu kepahitan yang kamu rasakan sampaikan pada Tuhan. Tuhan adalah sahabat terbaik dalam masa apapun.
Ambil waktu yang kamu perlukan. Layaknya luka fisik yang sangat dalam, kepahitan yang menenggelamkan juga perlu waktu untuk ditangani. Mengadulah pada Tuhan layaknya anak kecil yang menangis dan mengadu ke orang tuanya bahkan apabila kamu hidup sebatang kara, tetap mengadulah pada Tuhan. Tuhan mau menerima aduanmu. Sepanjang waktu itu, Tuhan akan memampukan kamu untuk bisa menangani kepahitanmu sesuai dengan waktuNya. Solusi untuk kepahitan memang tidak selalu berupa hal-hal yang bisa dilakukan secara nyata dan langsung memberikan hasil, namun dalam waktu dan kuasa Tuhan sering kali kita hanya perlu berserah dan percaya padaNya.
Ketika kamu sudah dimampukan Tuhan untuk menangani kepahitanmu, maka kamu akan belajar untuk berdamai. Kepahitan yang kamu alami mungkin tidak akan pernah bisa kamu lupakan, dan semakin kamu berusaha keras untuk melupakannya maka kamu akan semakin terus teringat karena dengan berusaha melupakan kamu akan terus memikirkan kepahitan tersebut. Yang bisa kamu lakukan adalah berdamai dengan kepahitanmu. Terimalah yang sudah terjadi sebagaimana adanya. Memang dengan kemampuanmu sendiri, dengan kepahitan yang begitu dalam hampir mustahil untuk bisa melakukan yang namanya berdamai dengan kepahitan, namun dengan bantuan Tuhan, semua itu mungkin. Yang perlu kamu lakukan hanya berserah dan percaya. Kamu tidak perlu berusaha keras menghindari kepahitanmu dengan berbagai jalan pelarian, tapi berserah dan percayalah akan penyertaan dan rencana Tuhan. Kepahitan yang kamu alami sudah terjadi dan waktu tidak dapat diputar kembali, dan berdamai dengan kepahitan bukan berarti akan membuat semua itu hilang atau hal-hal akan kembali seperti sediakala, namun berdamai dengan kepahitan berarti kita membuat diri kita tidak terikat dengan kepahitan tersebut.
Kemudian maafkanlah. Maafkanlah orang, situasi atau keadaan yang membuatmu mengalami kepahitan, bahkan kalau itu terjadi karena dirimu sendiri, maafkanlah dirimu. Setelah bisa berdamai dengan kepahitan yang kamu alami, akan lebih mudah untuk memaafkan. Biarkan kepahitanmu menjadi bagian dari pengalaman dan kenangan. Menjadi pelajaran agar tidak terulang di masa depan. Setelah berhasil memaafkan, akan lebih mudah untuk mengikuti rencana-rencana Tuhan untuk masa depanmu.
Untuk teman-teman yang orang terdekatnya mengalami kepahitan, jangan terburu-buru memberikan penilaian. Jadilah pendengar yang baik saat dia membutuhkan seseorang untuk meluapkan perasaannya, jaga dia dari hal-hal yang negatif, dan berdoalah pada Tuhan agar kalian dimampukan untuk membantu teman kalian dan teman kalian dapat segera mengatasi kepahitannya tersebut, berdamai dan memaafkan apa yang terjadi.
Tuhan Yesus memberkati.